Sistem reproduksi pada manusia
A. Alat reproduksi laki-laki
Alat
reproduksi laki-laki terdiri dari alat kelamin bagian luar dan alat kelamin
bagian dalam. Alat kelamin bagian luar terdiri dari penis dan skrotum.
Sedangkan alat kelamin bagian dalam terdiri dari testis, epididimis, vas
deferens, prostat, vesika seminalis, dan kelenjar bulbouretral.
Alat Reproduksi Pria
1. Testis
Testis
disebut juga dengan buah zakar. Testis merupakan organ kecil dengan
diameter sekitar 5 cm pada orang dewasa. Testis membutuhkan suhu lebih rendah
dari suhu badan (36,7 oC) agar dapat berfungsi secara optimal.
Oleh
karena itu, testis terletak di luar tubuh di dalam suatu kantong yang disebut
skrotum. Ukuran dan posisi testis sebelah kanan dan kiri berbeda. Testis
berfungsi sebagai tempat pembentukan sperma (spermatogenesis).
Spermatogenesis
pada manusia berlangsung selama 2 – 3 minggu. Bentuk sperma sangat kecil dan
hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop. Sperma berbentuk seperti
kecebong, dapat bergerak sendiri dengan ekornya.
Testis
juga memiliki tanggung jawab lain, yaitu membuat hormon testosteron. Hormon ini
merupakan hormon yang sangat bertanggung jawab atas perubahan anak laki-laki
menjadi dewasa. Membuat suara laki-laki menjadi besar dan berat, dan berbagai
perubahan lain yang memperlihatkan bahwa seorang anak telah beranjak dewasa.
2. Skrotum
Skrotum
adalah kantong kulit yang melindungi testis dan berfungsi sebagai tempat
bergantungnya testis. Skrotum berwarna gelap dan berlipat-lipat.
Skrotum
mengandung otot polos yang mengatur jarak testis ke dinding perut. Dalam
menjalankan fungsinya, skrotum dapat mengubah ukurannya. Jika suhu udara
dingin, maka skrotum akan mengerut dan menyebabkan testis lebih dekat dengan
tubuh dan dengan demikian lebih hangat.
Sebaliknya
pada cuaca panas, maka skrotum akan membesar dan kendur. Akibatnya luas
permukaan skrotum meningkat dan panas dapat dikeluarkan.
3. Vas deferens
Vas
deferens adalah sebuah tabung yang dibentuk dari otot. Vas deferens membentang
dari epididimis ke uretra. Vas deferens berfungsi sebagai tempat
penyimpanan sperma sebelum dikeluarkan melalui penis. Saluran ini bermuara dari
epididimis.
Saluran
vas deferens menghubungkan testis dengan kantong sperma. Kantong sperma ini
berfungsi untuk menampung sperma yang dihasilkan oleh testis.
4. Epididimis
Epididimis
adalah
saluran-saluran yang lebih kecil dari vas deferens. Alat ini mempunyai bentuk
berkelok-kelok dan membentuk bangunan seperti topi. Epididimis berfungsi
sebagai tempat pematangan sperma.
5. Vesikula seminalis
Alat ini
berfungsi sebagai
penampung spermatozoa dari testis.
6. Kelenjar prostat
Kelenjar
prostat sebagai penghasil cairan basa untuk melindungi sperma dari gangguan
luar.
7. Uretra
Uretra
merupakan saluran
sperma dan urine. Uretra berfungsi membawa sperma dan urine ke luar tubuh.
8. Penis
Penis
dibagi menjadi dua bagian, yaitu batang dan kepala penis. Pada bagian kepala
terdapat kulit yang menutupinya, disebut preputium. Kulit ini diambil secara
operatif saat melakukan sunat. Penis tidak mengandung tulang dan tidak
terbentuk dari otot.
Ukuran
dan bentuk penis bervariasi, tetapi jika penis ereksi ukurannya hampir sama.
Kemampuan ereksi sangat berperan dalam fungsi reproduksi. Pada bagian dalam
penis terdapat saluran yang berfungsi mengeluarkan urine.
Saluran
ini untuk mengalirkan sperma keluar. Jadi, fungsi penis sebagai alat sanggama,
saluran pengeluaran sperma, dan urine.
Sperma
Pada usia
remaja (sekitar usia 12 – 13 tahun), umumnya organ kelamin laki-laki telah
mampu menghasilkan sel sperma. Biasanya ditandai dengan mimpi dan keluarnya sel
sperma (mimpi basah).
Sel
sperma manusia memiliki panjang ±60 μm. Dalam satu tetes semen (air mani)
terdapat kurang lebih 200 – 500 juta sperma. Sel sperma dapat bergerak aktif
karena mempunyai flagela (ekor).
Proses Spermatogenesis
Proses
pembentukan dan pemasakan sperma disebut spermatogenis. Pada pembahasan
sebelumnya dikatakan bahwa sperma dihasilkan oleh testis. Spermatogenis terjadi
di tubulus seminiferus testis.
Dalam
tubulus tersebut terdapat sel sperma, yang disebut spermatogonium.
Spermatogonium kemudian membelah secara mitosis menghasilkan spermatogonium
yang haploid (Lihat gambar di bawah).
Spermatogenesis
Spermatogonium
ini kemudian membesar membentuk spermatosit primer. Spermatosit primer
seterusnya akan membelah secara meiosis I untuk menghasilkan dua spermatosit
sekunder yang haploid.
Kemudian
setiap spermatosit sekunder akan membelah secara meiosis II untuk menghasilkan
dua spermatid yang hapolid. Sel-sel spermatid akan berdiferensiasi menjadi
spermatozoa atau sperma.
B. Alat reproduksi wanita
Saat
dilahirkan seorang anak wanita telah mempunyai alat reproduksi yang lengkap,
tetapi belum berfungsi sepenuhnya. Alat reproduksi ini akan berfungsi
sepenuhnya saat seorang wanita telah memasuki masa pubertas.
Alat
reproduksi wanita juga terdiri dari alat kelamin dalam dan alat kelamin luar.
Alat kelamin bagian luar terdiri dari lubang vagina, labia mayora, labia
minora, mons pubis dan klitoris. Sedangkan pada alat kelamin bagian dalam
terdapat ovarium, tuba falopii (oviduk), dan uterus (rahim).
Alat Reproduksi Wanita
1. Vulva
Vulva
merupakan daerah
yang menyelubungi vagina. Vulva terdiri atas mons pubis, labia, klitoris,
daerah ujung luar vagina, dan saluran kemih. Mons pubis adalah gundukan
jaringan lemak yang terdapat di bagian bawah perut.
Daerah
ini dapat dikenali dengan mudah karena tertutup oleh rambut pubis. Rambut ini
akan tumbuh saat seorang gadis beranjak dewasa. Labia adalah lipatan berbentuk
seperti bibir yang terletak di dasar mons pubis. Labia terdiri dari dua bibir,
yaitu bibir luar dan bibir dalam.
Bibir
luar disebut labium mayora, merupakan bibir yang tebal dan besar. Sedangkan
bibir dalam disebut labium minora, merupakan bibir tipis yang menjaga jalan
masuk ke vagina.
Klitoris
terletak pada pertemuan antara ke dua labia minora dan dasar mons pubis.
Ukurannya sangat kecil sebesar kacang polong, penuh dengan sel saraf
sensorik dan pembuluh darah. Alat ini sangat sensitif dan berperan besar dalam
fungsi seksual.
2. Vagina
Vagina
adalah saluran yang elastis, panjangnya sekitar 8-10 cm, dan berakhir pada
rahim. Vagina dilalui darah pada saat menstruasi dan merupakan jalan lahir.
Karena terbentuk dari otot, vagina bisa melebar dan menyempit.
Kemampuan
ini sangat hebat, terbukti pada saat melahirkan vagina bisa melebar seukuran
bayi yang melewatinya. Pada bagian ujung yang terbuka, vagina ditutupi oleh
sebuah selaput tipis yang dikenal dengan istilah selaput dara.
Bentuknya
bisa berbeda-beda setiap wanita. Selaput ini akan robek pada saat bersanggama,
kecelakaan, masturbasi/onani yang terlalu dalam, olah raga dan sebagainya.
3. Serviks
Serviks
disebut juga dengan mulut rahim. Serviks ada pada bagian terdepan dari rahim
dan menonjol ke dalam vagina, sehingga berhubungan dengan bagian vagina.
Serviks
memproduksi cairan berlendir. Pada sekitar waktu ovulasi, mukus ini menjadi
banyak, elastis, dan licin. Hal ini membantu spermatozoa untuk mencapai uterus.
Saluran yang berdinding tebal ini akan menipis dan membuka saat proses
persalinan dimulai.
4. Rahim
Rahim
disebut juga uterus. Alat ini memiliki peranan yang besar dalam reproduksi wanita.
Rahim berperan besar saat menstruasi hingga melahirkan. Bentuk rahim seperti
buah pear, berongga, dan berotot. Sebelum hamil beratnya 30-50 gram dengan
ukuran panjang 9 cm dan lebar 6 cm kurang lebih sebesar telur ayam kampung.
Tetapi
saat hamil mampu membesar dan beratnya mencapai 1000 gram. Rahim berfungsi
sebagai tempat untuk perkembangan embrio menjadi janin. Dinding rahim memiliki
banyak pembuluh darah sehingga dindingnya menebal ketika terjadi pertumbuhan
janin.
Rahim terdiri atas 3 lapisan, yaitu:
5. Ovarium
Ovarium
menghasilkan ovum. Ovarium disebut juga dengan indung telur. Letak ovarium di
sebelah kiri dan kanan rongga perut bagian bawah. Ovarium berhasil memproduksi
sel telur jika wanita telah dewasa dan mengalami siklus menstruasi.
Setelah
sel telur masak, akan terjadi ovulasi yaitu pelepasan sel telur dari ovarium.
Ovulasi terjadi setiap 28 hari. Sel telur disebut juga dengan ovum.
6. Tuba fallopi
Tuba
fallopi disebut juga dengan saluran telur. Saluran telur adalah sepasang
saluran yang berada pada kanan dan kiri rahim sepanjang +10 cm. Saluran ini
menghubungkan rahim dengan ovarium melalui fimbria.
Ujung
yang satu dari tuba fallopii akan bermuara di rahim sedangkan ujung yang lain
merupakan ujung bebas dan terhubung ke dalam rongga abdomen. Ujung yang bebas
berbentuk seperti umbai dan bergerak bebas.
Ujung ini
disebut fimbria dan berguna untuk menangkap sel telur saat dilepaskan oleh
ovarium. Dari fimbria, telur digerakkan oleh rambut-rambut halus yang terdapat
di dalam saluran telur menuju ke dalam rahim.
Proses Oogenesis
Proses
pembentukan ovum disebut oogenesis dan terjadi di ovarium. Pembentukan ovum
diawali dengan pembelahan mitosis lapisan luar ovarium untuk membentuk oogonium
yang diploid. Setiap oogonium dilapisi oleh sel folikel.
Keseluruhan
struktur ini disebut folikel primer. Ketika folikel tumbuh, oosit primer
membelah secara meiosis I menghasilkan satu oosit sekunder dan badan kutub.
Oosit sekunder kemudian berkembang menjadi ovum haploid yang siap untuk dibuahi
oleh sperma.
C. Fertilisasi dan Perkembangan Embrio
Fertilisasi
adalah proses pembuahan. Ovum matang dilepas ovarium dan ditangkap rumbai-rumbai
pada corong tuba fallopi. Jika ada sperma masuk, maka ovum dibuahi sperma. Ovum
yang sudah dibuahi membentuk zigot, kemudian zigot bergerak menuju rahim.
Jika ovum
tidak dibuahi sperma, jaringan dalam dinding rahim yang telah menebal dan
banyak pembuluh darah akan rusak dan luruh sehingga terjadi menstruasi.
Bersamaan
dengan terjadinya pematangan ovum, sel-sel dinding rahim tumbuh menebal dan
banyak pembuluh darah sehingga pada saat zigot datang dan menempel tidak
terjadi gangguan.
Pematangan
ovum dan penebalan dinding rahim dipengaruhi hormon esterogen dan progesterone.
Di rahim embrio berkembang selama 9 bulan untuk menjadi bayi.
Perkembangan embrio:
- Usia 4 minggu, sudah tampak
pertumbuhan mata dan telinga.
- Usia 8 minggu, sudah
terbentuk janin yang mirip dengan bayi, mulai tampak tangan, jari tangan,
hidung, dan kaki.
- Usia 10 minggu, panjang
janin lebih kurang 6 cm dan sudah terlihat seperti bayi. Ukuran kepalanya
lebih besar dari pada ukuran badan.
- Usia 16 minggu, panjang janin
telah mencapai 40 cm dan memilliki organ yang sudah lengkap.
- Usia 40 minggu, janin sudah
siap untuk dilahirkan. Selama dalam rahim, embrio mendapatkan nutrisi dari
induknya melalui plasenta. Plasenta mempunyai fungsi sebagai berikut.
- Menyalurkan zat
makanan dari induk ke embrio.
- Mengalirkan zat-zat sampah
dari embrio ke dalam darah induknya.
- Melindungi janin dari
berbagai zat racun atau kuman penyakit.
D. Siklus Menstruasi
Menstruasi
disebut juga haid merupakan pendarahan yang terjadi akibat luruhnya dinding
sebelah dalam rahim (endometrium) yang banyak mengandung pembuluh darah.
Lapisan endometrium dipersiapkan untuk menerima pelekatan embrio.
Jika
tidak terjadi pelekatan embrio, maka lapisan ini akan luruh, kemudian darah
keluar melalui serviks dan vagina. Pendarahan ini terjadi secara periodik,
jarak waktu antara menstruasi yang satu dengan menstruasi berikutnya dikenal
dengan satu siklus menstruasi.
Siklus
menstruasi wanita berbeda-beda, namun rata-rata berkisar 28 hari. Hari pertama
menstruasi dinyatakan sebagai hari pertama siklus menstruasi. Siklus ini
terdiri atas 4 fase, yaitu:
1. Fase menstruasi
Fase
menstruasi ini terjadi jika ovum tidak dibuahi sperma, sehingga korpus luteum
menghentikan produksi hormon esterogen dan progesteron.
Turunnya
kadar esterogen dan progesteron menyebabkan lepasnya ovum dari endometrium yang
disertai robek dan luruhnya endometrium, sehingga terjadi pendarahan. Fase
menstruasi ini berlangsung kurang lebih 5 hari. Darah yang keluar selama
menstruasi berkisar antara 50-150 mili liter.
2. Fase pra-ovulasi
Fase
pra-ovulasi disebut juga dengan fase poliferasi. Pada fase ini hormon pembebas
gonadotropin yang dikeluarkan hipotalamus akan memacu hipofise untuk
mengeluarkan FSH. FSH singkatan dari folikel stimulating hormon.
FSH
memacu pematangan folikel dan merangsang folikel untuk mengeluarkan hormon
esterogen. Adanya esterogen menyebabkan pembentukan kembali (poliferasi)
dinding endometrium.
Peningkatan
kadar esterogen juga menyebabkan serviks untuk mengeluarkan lendir yang
bersifat basa. Lendir ini berfungsi untuk menetralkan suasana asam pada vagina
sehingga mendukung kehidupan sperma.
3. Fase ovulasi
Jika
siklus menstruasi seorang perempuan 28 hari, maka ovulasi terjadi pada hari ke
14. Peningkatan kadar esterogen menghambat pengeluaran FSH, kemudian hipofise
mengeluarkan LH. LH singkatan dari luternizing hormon. Peningkatan kadar LH
merangsang pelepasan oosit sekunder dari folikel, peristiwa ini disebut
ovulasi.
4. Fase pasca ovulasi
Fase ini
berlangsung selama 14 hari sebelum menstruasi berikutnya. Walaupun
panjang siklus menstruasi berbeda-beda, fase pasca-ovulasi ini selalu sama
yaitu 14 hari sebelum menstruasi berikutnya.
Folikel
de Graaf (folikel matang) yang telah melepaskan oosit sekunder akan berkerut
dan menjadi korpus luteum. Korpus luteum mengeluarkan hormon progesteron dan
masih mengeluarkan hormon esterogen namun tidak sebanyak ketika berbentuk
folikel.
Progesteron
mendukung kerja esterogen untuk mempertebal dan menumbuhkan pembuluhpembuluh
darah pada endometrium serta mempersiapkan endometrium untuk menerima pelekatan
embrio jika terjadi pembuahan atau kehamilan.
Jika
tidak terjadi pembuahan, korpus luteum akan berubah menjadi korpus albikan yang
hanya sedikit mengeluarkan hormon, sehingga kadar progesteron dan esterogen
menjadi rendah. Keadaan ini menyebabkan terjadinya menstruasi demikian
seterusnya.
E. Gangguan Sistem Reproduksi pada Manusia
Sistem
reproduksi dapat mengalami gangguan atau kelainan. Gangguan ini dapat
menyebabkan pasangan usia subur sulit memperoleh keturunan. Oleh karena itu,
kamu harus selalu menjaga kesehatan organ-organ reproduksi, sehingga kelak
dapat memperoleh keturunan yang sehat.
1. HIV/AIDS
AIDS
(Acquired Immune Deficiency Syndrome) disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodeficiency
Virus) yang menyerang kekebalan tubuh. Penularannya dapat terjadi melalui
hubungan seksual, transfusi darah penderita AIDS, jarum suntik yang tercemar,
dan ibu hamil kepada anaknya. Tubuh yang terserang virus HIV kekebalannya
rusak, sehingga mudah terinfeksi oleh berbagai jenis penyakit yang dapat
menimbulkan kematian. Infeksi HIV awalnya tidak menampakkan gejala sakit. Pada
tahap berikutnya muncul gejala flu berulang seperti lesu, demam, berkeringat di
malam hari, dan otot sakit.
a. Gejala HIV
AIDS
disebabkan oleh infeksi HIV. Virus ini akan merusak sistem kekebalan tubuh
dengan cara menyerang sel darah putih. Seseorang yang mengidap AIDS tidak dapat
melindungi dirinya dari segala macam bibit penyakit. Akibatnya, penderita bisa
terserang berbagai penyakit.
b. Penularan HIV
Sebagian
besar orang tertular HIV karena hubungan seksual. Virus HIV dapat menyerang
orang pemakai narkoba dan tato yang menggunakan jarum suntik dan semprotan yang
telah terkontaminasi oleh virus HIV. Penularan HIV juga bisa melalui transfusi
darah. Ibu hamil yang mengidap AIDS dapat menularkan virus HIV pada janinnya.
c. Pencegahan HIV
Obat
penyakit AIDS belum ditemukan sampai saat ini. Satu-satunya jalan supaya
terhindar dari penyakit ini adalah meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
Selain
itu, AIDS dapat juga dicegah dengan cara sebagai berikut.
1) Menghindari hubungan seks bebas dengan orang yang menderita penyakit ini.
2) Menghindari hubungan seks dengan orang yang pecandu narkoba.
3) Mengadakan pemeriksaan laboratorium terhadap orang yang akan mendonorkan
darahnya.
4) Menjamin sterilitas alat suntik dan menggunakannya untuk sekali pakai.
2. Sifilis
Penyakit
sifilis sering disebut raja singa. Sifilis bersifat menular dan disebabkan oleh
bakteri Troponema pallidum. Penularan dapat terjadi melalui hubungan seksual,
transfusi darah, dan kehamilan.
Gejala
awalnya timbul bisul pada bagian penis laki-laki atau di rahim perempuan. Bisul
ini tidak menyebabkan rasa sakit dan dapat sembuh dengan sendirinya. Gejala
selanjutnya muncul lesi di permukaan kulit di seluruh tubuh namun tidak
menyebabkan gatal, sariawan di mulut, sakit tenggorokan, demam ringan, dan pembengkakan
kelenjar limfa pada lipatan tangan, leher, dan paha.
Gejala-gejala
ini juga dapat hilang dengan sendirinya. Pada infeksi tingkat lanjut, muncul
gejala berupa kerusakan tulang dan sendi, aorta, dan dapat menyebabkan
kelumpuhan. Namun gejala-gejala ini dapat dihentikan dengan pengobatan.
3. Gonorrhoe
Penyakit
gonorrhoe disebabkan oleh infeksi bakteri Neisseiria gonokokus dan dapat
menular melalui hubungan seksual. Gonorrhoe menyerang selaput lendir uretra,
leher rahim, dan organ lain. Pada laki-laki, gejalanya adalah terasa sakit saat
buang air dan keluar nanah dari uretra.
Pada
penderita wanita, muncul gejala keluar lendir berwarna hijau dari alat kelamin.
Namun banyak perempuan yang tidak menunjukkan adanya gejala, sehingga penyakit
akan berlanjut sampai terjadi komplikasi.
Infeksi
yang menyebar hingga ke testis (pada laki-laki) dan oviduk (pada wanita) dapat
menyebabkan kemandulan. Infeksi yang menyebar ke persendian menyebabkan radang
sendi. Bayi yang lahir dari penderita gonore dapat mengalami kebutaan jika
tidak segera mendapatkan pengobatan.
4. Klamidia (klamidiasis)
Pada
laki-laki akan keluarnya nanah dari penis saluran urine. Sehingga mengakibatkan
infeksi pada testis.
5. Herpes (dhab)
Luka pada
vagina atau penis. Ini sangat membahayakan jantung dan otak, melalui ibu yang
ditularkan ke fetusnya.
6. Candidiasis (keputihan)
Gejala
yang timbul yaitu luka pada vagina atau penis seperti bercak-bercak yang
menyerang pada alat kelamin manusia Infeksi pada dinding vagina, langit
-langit, lipatan dekat anus. Melalui proses kelahiran infeksi berasal dari ibu
selama kelahiran. Ini dapat diakibatkan karena kebersihan vagina, mulut dan
anus tidak terjaga.